Sakit ....
Rasanya satu kata ini selalu hadir
dan menyapa. Memeluk erat bahkan tak jarang melukai hingga tangis jatuh
membasahi tiada henti. Kita selalu lemah akibat sakit. Merintih saat rasa itu
semakin erat membiuskan jarumnya. Menganggap semuanya akan terasa menjauh dan
hilang tanpa peduli.
Gampang memang saat bibir
mengucapkan kalimat penyemangat untuk orang lain. Mudah memang memberikan
cara-cara terbaik untuk orang-orang yang butuh dorongan untuk tetap tegak
melawan segalanya dengan senyuman. Namun sadarkah kita? Kita masih saja lemah
di hadapan rasa sakit, ujian bahkan saat terluka. Kita malah tidak mampu
melaksanakan cara-cara terbaik yang sebelumnya kita berikan pada
sahabat-sahabat yang butuh asupan semangat. Kita malah terkadang lebih dalam
terpuruk dalam luka. Menangis tiada henti, mengeluh tiada tahu apa yang
sebenarnya kita keluhkan.
Kita memang lemah, namun bukan
berarti terus terpuruk pada dunia yang sama. Walau pun berulang kali terjatuh,
namun seorang wanita akan mampu berdiri tegak melawan dorongan angin luka.
Merentangkan tangan ... mencoba menghirup udara yang masih terasa menyayat
paru-paru. Menepis segala harapan dan khayalan yang kini semu terasa. Mencoba
meyakini bahwa janji ALLAH tak kan pernah ingkar.
Sadarkah kita?
Di saat kita tak bisa merasakan
cinta tulus dari orang lain, di saat kita terlukai oleh pengkhianatan ataukah
di saat kita tersakiti oleh harapan, sebenarnya itu bukanlah kesalahan dari
pihak seberang. Melainkan kesalahan yang terjadi pada diri kita sendiri.
Pernahkah kita mencintai seseorang hingga membutakan kedua mata kita dari
sekeliling? Bahkan pernahkah kita mencintai seseorang melebihi cinta kita pada
ALLAH? Bayangkan betapa sakitnya ALLAH Saat melihat hamba-Nya yang semula
bersujud dengan segala cinta di hadapannya, kini mengkhianatinya saat ia
memberikan kebahagiaan lewat cinta dari seseorang. Betapa kecewanya DIA saat
janji-janji yang kita ucapan untuk terus menjadikan DIA yang pertama, kini
menjadi yang kedua?
Mungkin sebagian dari kita
menganggap bahwa kita tak pernah melupakan ALLAH. Kita tak pernah menyakiti
ALLAH. Namun saya sendiri menyadari bahwa saya khilaf akan hal itu. Mencintai
seseorang hingga memaksa ALLAH untuk selalu memberikan kebahagiaan. Mencintai
seseorang hingga memaksa ALLAH untuk selalu menyematkan cinta yang sama di
hatinya seperti cinta yang saya rasakan. Dan menggantungkan hati pada sosok
hamba ALLAH itu.
Tak ada yang sempurna di dunia ini.
ALLAH telah berjanji bahwa setiap manusia diciptakan berpasangan. Yakinlah,
janji ALLAH takkan pernah ingkar. ALLAH tidak akan pernah melupakan setiap
janji yang DIA katakan. Hanya ALLAH tempat kita bergantung. Hanya ALLAH-lah
tempat kita menaruh kepercayaan. Dan hanyakepada ALLAH-lah segala cinta kita
berikan. Semoga kita selalu dalam lindungan ALLAH SWT.
Wahai para wanita, percayalah.
Kekuatan kita terletak di hati.
0 komentar:
Posting Komentar